Pagi hari bercampur kabut nan petang, sebuah mata tertuju pada keindahan terbit mentari di pelupuk mata. Hingga tak terasa sebuah rintik hujan basahi padang kemarau. Semua tampak seperti biasa walau berbeda tak bertemu.
Inilah saat dimana aku menjalani ujian berkehidupan indah dalam keramaian. Lanjutkan pecahkan sebuah teori tentang urusan perekonomian yang terhempas ke sebuah jurang, terombang-ambing antara terjerembab dan bertahan. Semua membingungkan, tiada aku pelajari dalam manuskrip-manuskrip kuno, ataupun teori materialistik. Hingga aku terdampar di sebuah kejernihan sungai yang dasarnya dipenuhi batu-batu cadas berlapis tumbuhan perintis. Terlihat tanda kehidupan yang menggairahkan di tengah kepenatan saat mentari tepat di atas kepalaku.
Inilah saat dimana aku menjalani ujian berkehidupan indah dalam keramaian. Lanjutkan pecahkan sebuah teori tentang urusan perekonomian yang terhempas ke sebuah jurang, terombang-ambing antara terjerembab dan bertahan. Semua membingungkan, tiada aku pelajari dalam manuskrip-manuskrip kuno, ataupun teori materialistik. Hingga aku terdampar di sebuah kejernihan sungai yang dasarnya dipenuhi batu-batu cadas berlapis tumbuhan perintis. Terlihat tanda kehidupan yang menggairahkan di tengah kepenatan saat mentari tepat di atas kepalaku.